Travelers.. kali ini kita akan menuju kota Ambarawa. Disana ada kuliner pecel yang cukup terkenal. Terletak di jalur masuk goa Kerep, tak heran banyak orang yang mampir untuk sarapan. Disajikan dengan pincuk (daun pisang yang dibentuk sebagai piring) menyuguhkan kesan sederhana ala orang Jawa.
Pesan satu porsi nasi pecel, itu sudah termasuk 1 potong bakwan dan krupuk yang diremuk kemudian disiram bumbu pecel yang khas.
Jika dalam perjalanan menuju Jogja melalui Ambarawa, sempatkan untuk mencicipi pecel mbok Kami sebagai menu sarapan atau makan siang di kota Palagan Ambarawa. Jika dari arah Bawen, ketika ada patung Tank perlahan saja hingga terminal Ambarawa di sisi kiri jalan. Belok ke kanan, masuk gang kecil, ada rambu petunjuk arah menuju Goa Kereb. Dari ujung jalan sudah tampak lapak tenda di sebelah kiri jalan.
Lokasi Jl. Merbabu, Boyolali
Hidangan istimewa kampung yang dikenal dengan sebutan HIK dapat ditemukan di setiap kota di Jawa. Kesempatan kali ini akan dibahas "HIK Tewel" yang berlokasi di kota Boyolali.
Menyediakan aneka hidangan khas seperti angkirangan atau wedangan yang lain seperti nasi kucing, aneka gorengan, sate dan aneka minuman.
Solo, salah satu kota besar di Indonesia yang masih kental dengan kesan sederhana, tradisional dan keraton. Di jaman modern saat ini, Solo masih menyimpan ciri khas yang merupakan tradisi dari nenek moyang. Saat berkunjung ke rumah Nenek di kota Solo, kadang kala ada penjual bubur yang keliling dan melintas di depan rumah.
"Mbok.. tumbas.", panggilan dalam bahasa Jawa yang artinya "Bu.. beli."
Aneka macam bubur tersedia meskipun penjual bubur keliling tapi si Mbok yang cukup berumur dengan tegap menggendong dan menenteng dagangannya. Bim..Salabim.. ketika si Mbok menata dagangannya, tampak beraneka ragam jenis bubur siap disantap. Tapi satu yang paling spesial dan jarang ditemui di kota lain yaitu Bubur Sambal Goreng.
Bubur sambal goreng merupakan bubur beras yang di campur dengan sayur jepan/labu siam. Rasa gurih dari bubur dan kuah hangat sayur yang terasa sedikit pedas. Disajikan dengan pincuk dan suru, menambah nikmat cita rasa bubur dan kenikmatan saat makan. Soal harga tidak usah ragu dan takut bikin kantong bolong, cukup Rp. 3.000,- seporsi bubur siap disantap.
Sebuah
pengalaman baru lagi untuk mengenal Negara lain di kawasan Asia Tenggara, yaitu
Thailand. Keberangkatan dari Jakarta melalui terminal 3 Bandara Internasional
Soekarno-Hatta, menggunakan Tiger Air yang dulu dikenal dengan nama Mandala.
Negara ini
memiliki kebudayaan bahkan suasana kota yang hampir mirip dengan Indonesia.
Hiruk pikuk kemacetan kota Bangkok tak beda jauh dibandingkan kota Jakarta,
sepeda motor, kendaraan roda 4, kendaraan umum memadati jalanan. Ada hal yang
penting yang sangat berbeda saat itu ketika perjalanan dari Bandara
Suvarnabhumi menuju penginapan di daerah Ramkhamhaeng. TERTIB, itu kata yang muncul di pikiran pertama kali. Bagaimana
kata itu bisa muncul? Saat melewati jalan protocol di Bangkok meskipun lalu
lintas sangat padat tetapi tidak ada kendaraan yang saling srobot atau suara
klakson meraung-raung. Kesan ramah dirasakan ketika pertama kali menginjakkan
kaki di Bangkok, Thailand.
Perjalanan
menggunakan kendaraan roda empat (Toyota Hiace) dari bandara menuju hotel tempat
menginap di hari pertama.
The Dynasty
Hotel terletak di pusat kota Ramkhamhaeng. Menurut tour
guide, hari ini bebas dan bisa dimanfaatkan untuk bersantai setelah
melakukan perjalanan dari Jakarta dengan menikmati suasana kota. Sekitar hotel
terdapat beberapa lapak di sepanjang jalan yang siap melayani para traveler. Dengan sapaan menggunakan
bahasa Indonesia, para penjual menawarkan dagangan.
Penjual Makanan, Nasi + Telur Dadar
Ada pula shopping mall jika ingin membeli
kebutuhan pribadi, membeli makan atau membeli nomor HP untuk digunakan selama
di Bangkok.